Analisis Faktor Risiko Anemia Defisiensi Besi pada Remaja Putri

Authors

  • Yusmalia Hidayati Program Studi D-3 Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Satya Terra Bhinneka
  • Delmi Sulastri Departemen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas
  • Defrin Defrin Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

DOI:

https://doi.org/10.20961/plexus.v3i4.1817

Keywords:

Anemia Defisiensi Besi, Faktor Risiko, Remaja Putri

Abstract

Pendahuluan: Anemia defisiensi besi diperkirakan memengaruhi lebih dari 30% penduduk dunia. Persentase remaja putri yang mengalami anemia defisiensi besi di Indonesia berdasarkan data Riskesdas Tahun 2018 yaitu 32%. Data Dinas Kesehatan Kota Padang menunjukkan bahwa Wilayah Kerja Puskesmas Andalas merupakan wilayah dengan risiko anemia defisiensi besi tertinggi yaitu 27,96%. Laporan Puskesmas Andalas Tahun 2021 menunjukkan SMP Negeri 31 Padang merupakan SMP dengan persentase risiko anemia defisiensi besi remaja putri tertinggi (31%). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko anemia defisiensi besi pada remaja putri di SMP Negeri 31 Padang.

Metode: Metode penelitian merupakan penelitian kombinasi (Mixed Method). Penelitian kuantitatif menggunakan desain case-control. Jumlah sampel penelitian 79 (33 kasus dan 46 kontrol). Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Analisis bivariat menggunakan chi square dan multivariat dengan Regresi Logistik Berganda. Penegakan diagnosa anemia defisiensi besi dilakukan dengan pemeriksaan Hemoglobin dan cadangan besi darah menggunakan ELISA Test (Enzyme Linked Immunosorbent Assay). Penelitian kualitatif menggunakan urutan pembuktian (Sequential Explanatory). Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD), in-depth interview dan telaah dokumen. Analisis data kualitatif menggunakan teknik Thematic Analysis.

Hasil Rata-rata hemoglobin kelompok kasus adalah 10,23±0,963 dan kelompok kontrol 13,20±0,687. Rata-rata kadar feritin serum kelompok kasus 11,91±6,932, sedangkan kelompok kontrol 72,22±55,108. Faktor risiko signifikan yang berhubungan dengan ADB adalah asupan protein (p=0,001) dan asupan zat besi (p=0,006). Asupan protein menjadi faktor paling dominan. Tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan (p=1,000), sikap (p=1,000), asupan vitamin C (p=0,498), dan pola menstruasi (p=0,203) dengan ADB. Data kualitatif menunjukkan tingginya konsumsi junk food dan kebiasaan melewatkan sarapan sebagai penyebab utama.

Kesimpulan : Kurangnya asupan protein merupakan faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian ADB pada remaja putri di SMP Negeri 31 Padang. Intervensi berupa edukasi gizi dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya sarapan dan asupan protein yang cukup diperlukan untuk menurunkan prevalensi ADB di kalangan remaja putri.

References

Ahdiah, A., F, F. H., & Istiana. (2018). Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Sma Pgri 4 Banjarmasin. Homeostasis., 1(1), 9–14.

Ansari, M. H., Heriyani, F., & Noor, M. S. (2020). Hubungan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMPN 18 Banjarmasin. Homeostasis, d, 209–216.

Cairo, R. C. de A., Silva, L. R., Bustani, N. C., & Marques, C. D. F. (2014). Anemia por deficiencia de hierro en adolescentes; una revision de la literatura. Nutricion Hospitalaria, 29(6), 1240–1249. https://doi.org/10.3305/nh.2014.29.6.7245

Concise Guide to Hematology. (2019). In H. M. Lazarus & A. H. Schmaier (Eds.), Concise Guide to Hematology (2nd ed.). Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-97873-4_39

Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Rouse, D. J., & Spong, C. Y. (2010). Williams Obstetrics (23rd ed.). Mc Graw Hill Medical.

Dieniyah, P., Sari, M. M., & Avianti, I. (2019). Di Smk Analisis Kimia Nusa Bangsa Kota Bogor Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(2), 151–158.

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2019). Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular. Laporan Tahunan 2018, 135–136.

Fitrianti, L., & Yunis Miko, T. (2015). Factors Associated with Anemia Among Adolescence Girls at SMAN 1 Telukjambe Kabupaten Karawang in 2015. KnE Life Sciences, 4(10), 454. https://doi.org/10.18502/kls.v4i10.3751

Fulkerson, J. A. (2018). Fast food in the diet: Implications and solutions for families. Physiology and Behavior, 193(October 2017), 252–256. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2018.04.005

Greer, J. P., Rodgers, G. M., Glader, B., Arber, D. A., Means JR, R. T., List, A. F., Appelbaum, F. R., Dispenzieri, A., & Fehniger, T. A. (2019). Wintrobe’s Clinical Hematology. In Wintrobe’s Clinical Hematology (14th ed.). Wolters Kluwer.

Handayani, E. Y., & Sepduwiana, H. (2019). Hubungan Pengetahuan Remaja dan Pendidikan Ibu terhadap Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMPN 02 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Martenity and Neonatal, 466–474.

Hardiansyah, & Supariasa, i D. N. (2017). Ilmu Gizi : Teori dan Aplikasi. EGC.

Hussein, A., & Ouda, A. M. . (2018). Life Style Risk Factors of Iron Deficiency Anemia among Adolescents Girls. International Journal of Nursing Didactics, 18–28. https://doi.org/10.15520/ijnd.v8i10.2326

Jalambo, M. O., Karim, N. A., Naser, I. A., & Sharif, R. (2018). Prevalence and Risk Factors Analysis of Iron Deficiency and Iron DEficiency Anaemia among Female Adolescents in The Gaza Strip, Palestina. 21(15), 2793–2802. https://doi.org/https://doi.org/10.1017/S1368980018001568

Jaswadi, J. (2020). Hubungan Sikap Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri Di SMAN 9 Mataram. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 4(3), 12–15. https://doi.org/10.36312/jisip.v4i3.1144

Kenneth. (2018). Williams Obstetrics, 25th Edition chapter27. Chapter 27.

Kumalasari, D., Kameliawati, F., Mukhlis, H., & Krisatanti, D. A. (2019). Pola Menstruasi dengan Kejaidan Anemia pada Remaja. Wellness And Healthy Magazine, 1(2), 187–192.

Kusuma, J. D., Yang, H. L., Yang, Y. L., Chen, Z. F., & Shiao, S. Y. P. K. (2022). Validating Accuracy of a Mobile Application against Food Frequency Questionnaire on Key Nutrients with Modern Diets for mHealth Era. Nutrients, 14(3). https://doi.org/10.3390/nu14030537

Listiana, A. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah. Jurnal Kesehatan, 7(3), 455. https://doi.org/10.26630/jk.v7i3.230

Mahan, L. K., Escott-Stump, S., & Raymond, J. L. (2012). Krause ’ s Food and the Nutrition Care Process (13th ed.). Elsevier.

Mardalena, I. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan: Konsep dan Penerapan Pada Asuhan Keperawatan. Pustaka Baru Press.

Mirani, N., Syahida, A., & Khairurrozi, M. (2021). Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Remaja Putri di Kota Langsa. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(2), 132–137. https://doi.org/10.56338/mppki.v4i2.1486

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2006). Biokimia HARPER (27th ed.). EGC.

Pibriyanti, K., & Zahro, L. (2020). Relationship between micronutrient and anemia incidence in adolencents at Islamic boarding school. Hafidhotun Nabawiyah, 8(3), 130–135.

Sabrina, M. (2008). Mengenal dan Memahami berbagai Gangguan Kesehatan Anak. Katahati.

Sari, H. P., Dardjito, E., Anandari, D., Kesehatan, F. I., & Jenderal, U. (2016). Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri di Wilayah Kabupaten Banyumas. 16–31.

Setiadi, S. A. I. S. A. W. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 6 / Editor, Siti Setiadi ...[et al.].

Sholicha, C. A., & Muniroh, L. (2019). Correlation Between Intake of Iron, Protein, Vitamin C and Menstruation Pattern with Haemoglobin Concentration among Adolescent Girls in Gersik, Indonesia. Media Gizi Indonesia, 14(2), 147. https://doi.org/10.20473/mgi.v14i2.147-153

Soedijanto, S. G. A., Kapantow, N. H., & Basuki, A. 2015. (2015). Hubungan Antara Asupan Zat Besi Dan Protein Dengan Kejadian Anemia pada Siswi SMP Negeri 10 Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(4), 327–332.

Suryadinata, P. Y. A., Suega, K., Wayan, I., & Dharmayuda, T. G. (2022). Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Defisiensi Besi : A Systematic Review. Jurnal Medika Udayana, 11(2), 6–12.

Tania, L. E. (2018). Hubungan Asupan Zat Besi, Protein Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Smk Yamas Jakarta Timur Tahun 2018. Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(1), 26–31.

Tayel D. and Ezzat, S. (2015). Anemia and Its Associated Factors among Adolescents in Alexandria, Egypt. International Journal of Health Sciences and Research.

Wahyuni, S., Sari, S. A. K. M. A., & Rahmawati, D. K. (2019). Hubungan Asupan Lemak dan Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Saat Menstruasi Pada Mahasiswa Di Asrama Kebidanan UNW Ungaran. Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(1), 25–30.

WHO. (2018). Weekly iron and folic acid supplementation as an anaemia-prevention strategy in women and adolescent girls Lessons learnt from implementation of programmes among non-pregnant women of reproductive age. World Health Organization, 40.

WHO guidance helps detect iron deficiency and protect brain development. (n.d.). Retrieved October 8, 2022, from https://www.who.int/news/item/20-04-2020-who-guidance-helps-detect-iron-deficiency-and-protect-brain-development

World Health Organization. (2011). Prevention of iron deficiency anaemia in adolescents role of weekly iron and folic acid supplementation. Role of Weekly Iron and Folic Acid Suplementation, 50.

World Health Organization. (2020). WHO Guideline O Use of Ferritin Concentrations to Assess Iron Status in Individuals and Populations.

Downloads

Published

2024-10-01

Issue

Section

Articles