Korelasi antara Sarapan Pagi dengan Sindrom Dispepsia dan Aktivitas Fisik pada Anak Usia 10-12 tahun di Surakarta

Authors

  • Sufathonah Ridha Bogra Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
  • Evi Rokhayati Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia
  • Mas Ayu Lubna Anniazi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.20961/plexus.v3i2.1044

Keywords:

sarapan, sindrom dispepsia, aktivitas fisik

Abstract

Pendahuluan: Tujuh dari sepuluh anak yang berangkat sekolah tidak melibatkan diri dalam sarapan pagi, kebiasaan mengabaikan sarapan diidentifikasi sebagai salah satu pemicu terjadinya dispepsia. Individu dengan sindrom dispepsia cenderung berpartisipasi dalam aktivitas fisik secara lebih sedikit, seperti berjalan kaki dan kurang terlibat dalam kegiatan fisik dengan intensitas sedang hingga kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kebiasaan sarapan pagi dengan kejadian sindrom dispepsia dan aktivitas fisik pada anak-anak berusia 10 hingga 12 tahun di Surakarta.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional yang memanfaatkan data primer. Sebanyak 140 individu menjadi sampel penelitian pada tahun 2023, yang diambil dari populasi SD Negeri 80 Ngoresan dan SD Negeri Wonosaren di Surakarta. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel, dan data yang terkumpul dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS. Uji statistik yang diterapkan mencakup uji univariat, uji bivariat dengan menggunakan Spearman Rank, serta uji multivariat dengan Regresi Linear.

Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara sarapan pagi dengan kejadian sindrom dispepsia (p-value = 0.002). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sarapan pagi dengan aktivitas fisik (p-value = 0.540). Pada analisis multivariat diketahui hubungan yang paling mempengaruhi sindrom dispepsia adalah mengonsumsi makanan asam.

Kesimpulan: Kejadian sindrom dispepsia dipengaruhi oleh perilaku sarapan dan berkorelasi lemah dengan penurunan aktivitas fisik.

 

References

khondi-Meybodi M, Aghaei MA and Hashemian Z (2015). The Role of Diet in the Management of Non-Ulcer Dyspepsia. Middle East journal of digestive diseases, 7(1), pp.: 19-24.

Amelia N, Ayu D et al (2023). Hubungan Aktivitas Fisik , Variasi Makanan Dan Tingkat Kesukaan Terhadap Daya Terima Makanan Di Pondok Pesantren Al- Karimiyah. Jurnal Ilmiah Hospitality. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA Jakarta, 12(Mi), pp.: 5-24.

Ari S (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dyspepsia Pada Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2019. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan, 8(1), pp.: 119. https://doi.org/10.22373/biotik.v8i1.6629

Azpiroz F, Feinle-Bisset C, Grundy D and Tack J (2014). Gastric Sensitivity and Reflexes: Basic Mechanisms Underlying Clinical Problems. Journal of gastroenterology, 49(2), pp.: 206-218. https://doi.org/10.1007/s00535-013-0917-8

Douglas A D (2016). Rome IV Criteria - Rome Foundation. 4th edn. Edited by L. Chang et al. United Kingdom: Rome Foundation. Available at: https://theromefoundation.org/rome-iv/rome-iv-criteria/ (Accessed: 25 February 2023).

Ernawati Y, Sari DK and Suratih K (2021). Gambaran Kebiasaan Merokok Dan Pola Makan Penderita Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta. ASJN (Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing), 2(2), pp.: 34-41. https://doi.org/10.30787/asjn.v2i2.832

Hadiyat F, Husen AH and Prodi AA (2022). Pengaruh Pola Diet Terhadap Kejadian Dispepsia Fungsional Di Rsud Kota Tidore Kepulauan. Ilmiah Obsgin, 14 No 1(Maret), pp.: 117-120.

Jiang SM, Lei XG, Jia L, Xu M, Wang SB, Liu J and Song M (2014). Unhealthy Dietary Behavior in Refractory Functional Dyspepsia: A Multicenter Prospective Investigation in China. Journal of digestive diseases, 15(12), pp.: 654-659. https://doi.org/10.1111/1751-2980.12199

Kemenkes RI (2020). Profil Kes Indo 2019. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Available at: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf.

Koloski NA, Jones M, Walker MM, Holtmann G and Talley NJ (2020). Functional Dyspepsia Is Associated with Lower Exercise Levels: A Population-Based Study. United European Gastroenterology Journal, 8(5), pp.: 577-583. https://doi.org/10.1177/2050640620916680

Lara M, Sisa I and Yepez MC (2019). Breakfast Skipping, Nutritional Status, and Physical Activity in a Middle-Aged Latin American Population: A Population-Based Study from Ecuador. Nutricion hospitalaria, 36(5), pp.: 1123-1132. https://doi.org/10.20960/nh.02393

Liu T, Wan Y, Meng Y, Zhou Q, Li B, Chen Y and Wang L (2023). Capsaicin: A Novel Approach to the Treatment of Functional Dyspepsia. Molecular nutrition & food research, 67(9), pp.: e2200793. https://doi.org/10.1002/mnfr.202200793

Maryani RD and Noorratri ED (2022). Penerapan Kompres Hangat Dengan Warm Water Zack (Wwz) Terhadap Nyeri Pada Pasien Sindrom Dispepsia Di Desa Buran, 64.

Melashchenko S (2020). Assessment of Gastric Acidity by Short-Duration Intragastric PH-Monitoring with Standardised Breakfast in Functional and Some Other Dyspepsias. Przeglad gastroenterologiczny, 15(3), pp.: 258-266. https://doi.org/10.5114/pg.2020.99041

Nakae H, Tsuda A, Matsuoka T, Mine T and Koga Y (2016). Gastric Microbiota in the Functional Dyspepsia Patients Treated with Probiotic Yogurt. BMJ open gastroenterology, 3(1), pp.: e000109. https://doi.org/10.1136/bmjgast-2016-000109

Salis H and Clara Meliyanti K (2020). Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dengan Kejadian Sindrom Dispepsia Pada Siswa Sekolah SMPN 1 Songgom, Brebes. Institut Pertanian Bogor. Available at: https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103951 (Accessed: 1 October 2023).

Scully M, Morley B, Niven P, Crawford D, Pratt IS and Wakefield M (2017). Factors Associated with High Consumption of Soft Drinks among Australian Secondary-School Students. Public health nutrition, 20(13), pp.: 2340-2348. https://doi.org/10.1017/S1368980017000118

Strisciuglio C, Cenni S, Serra MR, Dolce P, Kolacek S, Sila S, Trivic I, Lev MRB, et al. (2022). Functional Gastrointestinal Disorders in Mediterranean Countries According to Rome IV Criteria. Journal of pediatric gastroenterology and nutrition, 74(3), pp.: 361-367. https://doi.org/10.1097/MPG.0000000000003358

Szallasi A (2022). Dietary Capsaicin: A Spicy Way to Improve Cardio-Metabolic Health? Biomolecules, 12(12). https://doi.org/10.3390/biom12121783

Wiatma DS (2017). Pola Makan Tidak Sehat Di Usia Muda Berpotensi Menyebabkan Sindrom Dispepsia. Deny Sutrisna Wiatma, (20), pp.: 380-387.

Wibawani EA (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dispepsia Pada Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam Di RSUD Koja. Jurnal Kesehatan komunitas Indonesia, 17(1), pp.: 257-266. https://doi.org/10.37058/jkki.v17i1.3605

Zhang L, Cordeiro LS, Liu J and Ma Y (2017). The Association between Breakfast Skipping and Body Weight, Nutrient Intake, and Metabolic Measures among Participants with Metabolic Syndrome. Nutrients, 9(4). https://doi.org/10.3390/nu9040384

Downloads

Published

2024-05-14

Issue

Section

Articles