Hubungan Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) dan Usia Kehamilan dengan Kejadian Stunting pada Bayi Usia 24-60 Bulan di RSUD Dr. Moewardi

Authors

  • Regita Ayu Miftachuljannah Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
  • Dwi Hidayah Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia
  • Sigit Setyawan Departemen Parasitologi dan Mikologi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.20961/plexus.v3i3.1586

Keywords:

Kecil Masa Kehamilan, Stunting, Usia Kehamilan

Abstract

Pendahuluan: Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang  menjadi perhatian di Indonesia. Bayi kecil masa kehamilan (KMK) dan usia kehamilan merupakan beberapa faktor risiko stunting namun hubungannya dengan kasus  stunting pada bayi usia 24-60 bulan masih sedikit diteliti. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kaitan bayi kecil masa kehamilan (KMK) dan usia kehamilan dengan kejadian stunting pada bayi umur 24-60 bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.

Metode: Penelitian ini memakai desain studi analitik dan pendekatan case control dengan jumlah sampel sebanyak 60 anak berusia 24-60 bulan di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2022. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data diambil dari rekam medis dan dilakukan analisis data  menggunakan software SPSS dengan analisis bivariat (uji Chi-square) dan uji multivariat (uji regresi logistik).

Hasil: Dari hasil analisis statistik didapatkan  bahwa ada hubungan yang signifikan antara bayi KMK dengan kejadian stunting (p = 0,018 dan OR 6.00),  bayi KMK memiliki risiko 6 kali lebih tinggi terjadi stunting daripada bayi non KMK (sesuai masa kehamilan/SMK dan besar sesuai masa kehamilan/BMK). Usia kehamilan juga memiliki hubungan yang signifikan dengan stunting (p = 0,010 dan OR 4,07), usia preterm mempunyai risiko 4.07 kali lebih besar daripada bayi aterm.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara bayi kecil masa kehamilan dan usia kehamilan dengan kejadian stunting pada usia 24-60 bulan. Bayi kecil masa kehamilan memiliki pengaruh lebih kuat daripada usia kehamilan dalam kejadian stunting pada bayi usia 24-60 bulan.

References

Aldiano R dan Rodiani (2022). Persalinan Preterm Pada Kehamilan Remaja. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(4), hal.: 1135–1142. https://doi.org/10.37287/jppp.v4i4.1217

Anugraheni HS dan Kartasurya MI (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Journal of Nutrition College, 1(1), hal.: 30-37. https://doi.org/10.14710/jnc.v1i1.725

Blum WF, Alherbish A, Alsagheir A, El Awwa A, Kaplan W, Koledova E dan Savage MO (2018). The Growth Hormone-Insulin-Like Growth Factor-I Axis In The Diagnosis and Treatment Of Growth Disorders. Endocrine Connections, 7(6), hal.: R212–R222. https://doi.org/10.1530/EC-18-0099.

Deng Y, Yang F dan Mu D (2019). First-year growth of 834 preterm infants in a Chinese population : a single-center study. BMC Pediatrics, 19(402) hal.: 1–10. https://doi.org/10.1186/s12887-019-1752-8

Houk CP dan Lee PA (2012). Early Diagnosis And Treatment Referral Of Children Born Small For Gestational Age Without Catch-Up Growth Are Critical For Optimal Growth Outcomes. Int J Pediatr Endocrinol, 11(1), hal.: 5–8. https://doi.org/10.1186/1687-9856-2012-11

Hawkes CP dan Grimberg A (2015). Insulin-Like Growth Factor-I Is A Marker For The Nutritional State. Pediatric Endocrinology Reviews, 13(2), hal.: 499–511. Tersedia pada: https://www.researchgate.net/publication/302545490_Insulin-Like_Growth_Factor-I_is_a_Marker_for_the_Nutritional_State

Irianti S, Suardi D, Siddiq AF dan Allish F (2022). Perbandingan Angka Kejadian Bayi Lahir Kecil Masa Kehamilan pada Periode Pre-pandemi dengan Selama Pandemi COVID-19. Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains (JIKS), 4(2), hal.: 94–99. https://doi.org/10.29313/jiks.v4i2.9685

Kementerian Kesehatan RI (2022). Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022. Kemenkes RI. Tersedia pada: https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/attachments/09fb5b8ccfdf088080f2521ff0b4374f.pdf

Kementerian Kesehatan RI (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak, (3), hal.: 1–78. Tersedia pada: https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660187306_961415.pdf

Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI dan Usman A (2014). Buku Ajar Neonatologi. 1 ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Oddo VM, Christian P, Katz J, Liu L, Kozuki N, Black RE, Ntozini R dan Humphrey J (2016). Stunting Mediates the Association between Small-for-Gestational-Age and Postneonatal, (4), hal.: 2383–2387. https://doi.org/10.3945/jn.116.235457

Pratama G, Yusuf A, Kasau S dan Jumantio A (2022). Faktor Analisis Kejadian Risiko Pada Stunting Usia 2-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Sanoba Kabupaten Nabire, An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),9(1), hal.: 1–7.

Downloads

Published

2024-08-27

Issue

Section

Articles