Gambaran dan Prevalensi Kasus Kematian dengan Asfiksia

Authors

  • Siskha Sabilla Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Adji Suwandono Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Novianto Adi Nugroho Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.20961/plexus.v1i5.56

Keywords:

Forensik, Asfiksia, Asfiksia Mekanik, Visum et Repertum

Abstract

Pendahuluan: Gantung diri adalah cara bunuh diri yang paling banyak ditemukan. Dalam ilmu kedokteran forensik, gantung diri merupakan salah satu penyebab asfiksia mekanik. Asfiksia sendiri merupakan penyebab kematian tersering dalam konteks forensik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan prevalensi kasus kematian dengan asfiksia mekanik di RSUD Dr Moewardi selama periode 2010-2020.

Metode: Berisi rancangan/desain penelitian, sampel, uraian singkat metode penelitian dan metode analisis data. Penelitian ini bersifat deskriptif obsevasional. Sampel berupa data kasus kematian dengan asfiksia mekanik berdasarkan Visum et Repertum. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diteliti meliputi : tahun, usia, jenis kelamin, lokasi pengirim, kategori, dan gambaran yang ditemukan. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram kemudian dijelaskan kembali sehingga tersusun narasi.

Hasil: Dari keseluruhan data didapatkan 44 kasus (7%) kematian dengan asfiksia mekanik dari 575 kasus yang diperiksa di RSUD Dr Moewardi periode 2010-2020. Jenis kelamin laki-laki berjumlah 25 kasus (57%) dan perempuan sebanyak 16 kasus (43%). Prevalensi tertinggi adalah pada kelompok usia 18-30 tahun yaitu sebanyak 13 kasus (29%). Lokasi pengirim terbanyak  yaitu Surakarta dengan jumlah 15 kasus (34%). Kasus tertinggi yaitu pada kategori obstruksi jalan nafas sebanyak 19 kasus (43%). Tanda yang paling banyak ditemukan adalah sianosis sebanyak 19 kasus (43%).

Kesimpulan: Prevalensi terbanyak kasus kematian dengan asfiksia mekanik pada tahun 2016, prevalensi laki-laki lebih tinggi disbanding perempuan, usia 18-30 menjadi kelompok usia dengan kasus paling tinggi, kategori “Obstruksi Jalan Nafas oleh Benda Asing” memiliki prevalensi lebih besar, sianosis adalah tanda terbanyak yang ditemukan.

References

Braham, M. Y., Gharbeoui, M., Bellali, M., Attia, H., Harzallah, H., Bekir, O., Hamdoun, M., & Allouche, M. (2019). Unnatural death in the elderly: a retrospective study of medicolegal autopsies in Northern Tunisia. Egyptian Journal of Forensic Sciences, 9(1). https://doi.org/10.1186/s41935-019-0127-5

Chaurasia, N. (2012). An Epidemiological Study of Violent Asphyxial Death in Varanasi Region (India) a Killing Tool. Journal of Forensic Research, 03(10). https://doi.org/10.4172/2157-7145.1000174

K, T. B. M. S., & Verma, L. C. (2020). Analysis of asphyxia death due to compression around the neck and significance of cello tape sample. 5, 5–7.

Khalil, Z. H., Naeem, M., Adil, M., Khan, M. Z. ul I., Abbas, S. H., & Alam, N. (2014). Asphyxial deaths: A four year retrospective study in Peshawar. Journal of Postgraduate Medical Institute, 28(1), 24–26.

Pusdatiin Kemenkes RI. (2019). infodatin-Situasi-dan-Pencegahan-Bunuh-Diri (p. 12).

Robi, M., Siwu, J. F., & Kristanto, E. G. (2016). Gambaran kasus asfiksia mekanik di Bagian Forensik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou periode tahun 2010 -2015. E-CliniC, 4(2). https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.14348

Saukko, P., & Knight, B. (2004). Knight’s Forensic Pathology, 3Ed. Knight’s Forensic Pathology, 3Ed. https://doi.org/10.1201/b13642

Yau, R. K., & Paschall, M. J. (2018). Epidemiology of asphyxiation suicides in the United States, 2005–2014. Injury Epidemiology, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s40621-017-0131-x

Downloads

Published

2022-11-10

Issue

Section

Articles