Perbandingan Nilai Ketangguhan Desa Pesisir atas Risiko Tsunami dan Faktor Perubahan Nilai Ketangguhan: Studi atas Desa Parangtritis dan Desa Tirtohargo, Kabupaten Bantul
DOI:
https://doi.org/10.20961/fgy0tb58Keywords:
Penilaian Ketangguhan Desa, Risiko Bencana, Tsunami, Pesisir Selatan Jawa, BantulAbstract
Pesisir selatan Pulau Jawa merupakan wilayah rawan tsunami, kondisi ini mendorong upaya penilaian ketangguhan yang dilakukan sejak 2019 oleh BNPB untuk menguji ketangguhan desa secara khusus pada bencana tsunami. Sebagaimana wilayah lain di pesisir selatan Pulau Jawa, Kabupaten Bantul memiliki risiko tinggi, begitu pula Desa Parangtritis dan Desa Tirtohargo. Kedua desa ini secara purposif dipilih untuk perbandingan dikarenakan kedua desa ini memiliki tingkat risiko yang sama tingginya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai ketangguhan kedua desa berdasarkan penilaian pada tahun 2019 dan 2020 yang menggunakan perangkat Penilaian Ketangguhan Bencana Desa/Kelurahan, serta mengeksplorasi secara kualitatif faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ketangguhan dan perubahannya atas nilai ketangguhan kedua desa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Perbandingan nilai ketangguhan disajikan dengan naratif dan tabel perbandingan berdasarkan komponen-komponen yang ada, dan eksplorasi digali melalui wawancara mendalam atas pihak-pihak yang turut membangun ketangguhan di desa. Hasil menunjukkan bahwa dalam perbandingan nilai, terjadi penurunan nilai ketangguhan di Desa Parangtritis dari kategori Desa Tangguh Utama menjadi Desa Tangguh Madya, sedangkan terjadi kenaikan pada Desa Tirtohargo dari kategori Desa Tangguh Madya menjadi Desa Tangguh Utama. Ketangguhan yang keduanya diatas rata-rata tersebut dipengaruhi oleh; pengalaman dan pembelajaran peristiwa Gempa 2006, kuatnya nilai gotong royong dan kemandirian, inisiatif masyarakat melalui Forum PRB Desa, peran pemerintah desa, dukungan pemerintah daerah maupun pusat, kontribusi organisasi-organisasi non pemerintah, dan ketersediaan anggaran desa. Penelitian ini mencatat bahwa penegakan prosedur penilaian dan pemahaman penilaian untuk fasilitator dan peserta juga mempengaruhi perubahan nilai yang dihasilkan.
References
Asyiawat, Y., & Rustijarno, S. (2007). Kontribusi Ekonomi Desa-Desa Peisisir Terhadap Pendapatan Wilayah Kabupaten Bantul. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 7(1).
Badan Standarisasi Nasional. (2017). Standar Nasional Indonesia (SNI) 8357 Tahun 2017 tentang Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana.
BMKG. (2019). Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2018.
BMKG. (2021). Buku Peta Skenario Model Tingkat Guncangan (Shakemap) Gempa Bumi Indonesia.
BNPB. (2014). Master Plan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami.
BNPB. (2023). Modul Penilaian Ketangguhan Desa/Kelurahan.
Donny, O. A. A., Keisuke, M., & Armiati, A. T. (2012). Evaluation of tsunami disaster risk and its mitigation plan using GIS in Bantul Coast, Indonesia. Memoirs of the Faculty of Engineering, University of Miyazaki = 宮崎大学工学部紀要 / 宮崎大学工学部 編.
Handoyo, G., Putro, A. A. D. S., & Subardjo, P. (2017). Peta Kerawanan Tsunami Serta Rancangan Jalur Evakuasi Di Pantai Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Kelautan, 10(2), 136–146.
Hartoko, A., Helmi, M., Sukarno, M., & Hariyadi. (2016). Spatial Tsunami Wave Modelling for the South Java Coasta Area, Indonesia. International Journal of GEOMATE, 11(25).
Kecamatan Kretek. (2016). Rencana Strategis Kecamatan Kretek 2016 - 2021.
Moleong, J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 6. (2021). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2021-2026.
Pranajati, N. R. (2022). Pendidikan Siaga Bencana Melalui Pembelajaran Integratif Bagi Siswa SD. Al-Azkiya: Jurnal Ilmiah Pendidikan MI/SD, 7, 16–33. https://doi.org/10.32505/azkiya/
Rahmawati Hizbaron, D., Iffani, M., Wijayanti, H., & Nur W., G. (2017). Disaster Management Practice Towards Diverse Vulnerable Groups in Yogyakarta. 79(Icge 2016), 7–12. https://doi.org/10.2991/icge-16.2017.2
Saptadi, J. D., Arianto, M. E., & Rifai, M. (2022). Studi Sarana Prasarana Keselamatan Dan Keamanan Wisatawan Pada Destinasi Wisata Pantai Parangtritis Dan Pantai Baron Tahun 2021. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati, 7(2), 132. https://doi.org/10.35842/formil.v7i2.428
Saputra, I. D., Subardjo, P., & Handoyo, G. (2014). Peta Kerawanan Tsunami serta Rancangan Jalur Evakuasi di Pantai Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Oseanografi, 3(4), 722–731. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose.50275Telp/fax
Setyadi, R. G., S, D. N., Subandono, Diposaptono, & Kongko, W. (2015). Potensi Kerawanan Gelombang Tsunami di Pesisir Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Oseanografi, 4(4).
Spahn, H., Hoppe, M., Vidiarina, H. D., & Usdianto, B. (2010). Experience from three years of local capacity development for tsunami early warning in Indonesia: challenges, lessons and the way ahead. Nat. Hazards Earth Syst. Sci., 10.
Sukidin, & Basrowi. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Insan Cendekia.
Tyawati, A. W. (2016). Tourists Safety of Coastal Tourism Revisited: a study at Parangtritis Beach, District of Bantul, Yogyakarta Special Region. Asia Tourism Forum 2016 – The 12th Biennial Conference of Hospitality and Tourism Industry in Asia (ATF-16) Tourists’. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2014.03.082
Widianto, A., & Damen, M. (2014). No Determination of Coastal Belt in the Disaster Prone Area: A case study in the Coastal area of Bantul Regency, Yogyakarta, Indonesia. IJG, 46(2).
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Environment and Disaster
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.